Jumat, 11 Januari 2013

FILOSOFI


Filosofi Tumbuhan Putri Malu

Tumbuhan putri malu yang mempunyai nama latin Mimosa pudica, merupakan tumbuhan perdu pendek yang banyak tumbuh secara liar. Tumbuhan ini banyak ditemukan di sekitar sawah, kebun, pekarangan, di pinggiran jalan ataupun pada lahan tidur, baik pada tanah yang subur maupun tanah yang miskin unsur hara.
Menuliskan tentang tumbuhan putri malu, memutar memori dimasa lalu. Saat masih sekolah di bangku SMP, ketika itu perjalanan menuju sekolah saya tempuh dengan jalan kaki melewati perkampungan, ladang tebu, dan ilalang yang tumbuh disepanjang jalan. Dan disepanjang jalan yang saya lalui sering saya temui tumbuhan putri malu.
Sebuah keisengan ketika menyusuri jalan dan menemui tumbuhan putri malu, terkadang iseng saya sentuh daun-daunnya, hingga seluruh bagian daun menguncup seolah-olah malu telah kita sentuh. Ya, tumbuhan putri malu merupakan tumbuhan yang sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan.
Timbul pertanyaan, kenapa tumbuhan ini dinamakan putri malu? Hmm… dari berbagai sumber ada kisahnya tersendiri mengenai legenda atau asal usul dinamakan putri malu, konon ceritanya berawal dari kisah seorang putri kerajaan yang pemalu. Namun dalam tulisan ini saya tidak akan menuliskan legenda tumbuhan putri malu, justru saya tertarik untuk mengupas makna filosofi yang terkandung di balik keunikan tumbuhan putri malu.
Walaupun tumbuhan putri malu adalah tanaman liar yang terkadang hanya menjadi gulma di pekarangan atau tanaman pengganggu yang tumbuh disela tanaman utama yang ditanam dipersawahan. Namun filosofi yang terkandung didalamnya memberikan makna yang mendalam khususnya bagi wanita.
Seperti kita ketahui tumbuhan putri malu memiliki keunikan tersendiri. Ciri khas dari tumbuhan ini jika daunnya kita sentuh akan menguncup/ menutup. Sifat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan pada tumbuhan putri malu memiliki makna filosofi yang dalam. Jika diibaratkan wanita perlu memiliki rasa malu, perasaan malu pada tempatnya. Sebagai wanita muslimah tentu akan malu jika di sentuh oleh laki-laki yang bukan muhrimnya. Malu melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Perasaan malu pada wanita menjadi sensor diri sehingga menjadi sinyal kehati-hatian dalam setiap tindakannya. Dan wanita memang memiliki kepekaan yang lebih dibanding laki-laki. Bisa dikatakan tumbuhan putri malu ini simbol dari sifat sensitif seorang wanita.
Dan salah satu ciri morfologi dari tumbuhan putri malu yaitu memiliki duri pada batangnya. Makna filosofisnya adalah wanita harus mampu mempertahankan diri dan kehormatannya sebagai seorang wanita. Wanita memang makhluk yang penuh kelembutan, tapi bukan berarti ia sosok yang lemah. Namun ia bisa menjadi pribadi yang kuat dan tidak akan berdiam diri manakala mendapat perlakuan yang menyakitkan hatinya. Janganlah sekali-kali menyakiti hati wanita, perlakukan wanita dengan baik dan penuh kelembutan, jika tidak akan tergores oleh duri-duri tajamnya.
Selain makna filosofi yang bisa kita pelajari, saya menangkap ada pesan moral dibalik keunikan tumbuhan putri malu. Jika dikaitkan dengan perilaku beberapa remaja yang terjerumus pergaulan bebas. Sering kita temui remaja yang pacaran tanpa malu-malu menampakkan kemesraan dengan pasangannya. Mereka lakukan tindakan itu ada yang sembunyi-sembunyi atau bahkan didepan umum tanpa ada perasaan canggung. Awalnya mungkin dari berani saling sentuh pada pasangan, lama-lama karena tidak adanya perasaan malu maka kemudian mengarah ke perilaku seks bebas/ seks di luar nikah.
Miris, rasanya mereka harus mengambil pelajaran dari tumbuhan putri malu yang pemalu saat di sentuh, berarti remaja yang terpengaruh pergaulan bebas tersebut memang sudah putus urat malunya melakukan tindakan asusila yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Hmm, akan jadi pembahasan yang panjang. Hanya sedikit menyentil.
Saya jadi membayangkan, seandainya jika guru Biologi di sekolah SMP/SMU pada saat membahas mengenai tumbuhan putri malu, sambil menyisipkan nilai-nilai moral dan makna filosofis dari tumbuhan ini. Tentu akan sangat menarik, jadi siswa tidak jemu hanya mempelajari dari sisi ilmu Biologi saja. Dan tentu saja sangat bermanfaat bagi siswa mendapatkan pelajaran moral yang bisa di petik dari tumbuhan putri malu.
Seringkali kita mengabaikan tumbuhan putri malu, namun ternyata di balik keunikannya tersirat makna filosofi yang dalam walau ia hanya tumbuhan kecil yang tampak tidak menarik dan berduri. Ya, dibalik suatu penciptaan ada rahasia yang tersembunyi. Jika kita bisa mengambil ilmu dari apa yang ada disekitar kita, sesungguhnya alam mengajarkan banyak hal

Rafflesia Arnoldi



Bunga Rafflesia dan Keunikannya



(Bunga Rafflesia dan Keunikannya) – (Rafflesia arnoldi) merupakan tumbuhan parasit obligat, tumbuhan bunga Raflesia Arnoldi terkenal karena memiliki bunga dengan ukuran yang sangat besar, Bunga Raflesia ini bisa dikatakan bunga terbesar di dunia. Bunga Raflesia Arnoldi tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma sertia tidak memiliki daun sehingga bunga ini bisa dikatakan tidak mampu berfotosintesis. Bunga Rafflesia Arnoldi banyak terdapat di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.
Bunga Raflesia ini merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai “tanaman” adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
Bunga Rafflesia Arnoldi
Bunga Rafflesia Arnoldi: Source = Wikipedia
Bunga ini pertama kali ditemukan oleh Thomas Stamford Rafflesdan Dr. Arnoldy di Bengkulu pada tahun 1818. Keunikan dari tanaman yang juga kerap disebut sebagai bunga Rafflesia Arnoldi ini adalah tidak adanya akar, daun, dan tangkai. Hal ini dikarenakanRafflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit pada tanaman merambat, dan hanya tinggal di dalam akar tanaman inangnya. Bagian terbesar dari bunga ini adalah lima kelopak bunga yang mengelilingi bagian dalam, yang tampak seperti mulut gentong. Di dasar bagian yang seperti gentong ini, terdapat benang sari ataupun putik, bergantung pada jenis kelaminnya, Rafflesia Arnoldi jantan atau betina. Terpisahnya benang sari dan putik ini, membuat pembuahan bunga yang berbau busuk ini agak sulit. Dibutuhkan bantuan dari serangga, angin, ataupun air agar Rafflesia Arnoldii dapat berbunga.
Masa pertumbuhan Rafflesia Arnoldi terhitung lama, dapat memakan waktu hingga sembilan bulan, dan jika bunganya sedang mekar, hanya akan berlangsung selama seminggu. Maka tak heran, tidak banyak wisatawan yang cukup beruntung untuk melihat bunga yang biasanya mekar di bulan-bulan Agustus hingga November ini. Jika sedang mekar, bunga ini dapat memiliki diameter hingga 1 meter, dan beratnya dapat mencapai 11 kilogram. Bunga ini memang akan mengeluarkan bau yang tak sedap, namun bau inilah yang memancing serangga untuk mendekati Rafflesia Arnoldi, sehingga memungkinkan pembuahan terjadi.

EKOLOGI


Artikel Ekologi Hewan


Semut, Serangga Paling Dominan di Bumi

        Jatuhkanlah bongkahan makanan ke tanah, maka hewan yang pertama menjangkaunya adalah semut. Hal ini berlaku di sebagian besar daratan tempat semut ada. Dalam hal jumlah individu dan biomassa (berat tubuh), armada semut memang mendominasi di hampir seluruh habitat darat dunia. Siang atau malam, pasukan semut tersebut dengan giat menjelajah daratan, sehingga mereka dapat menemukan makanan sebelum hewan lain menemukannya. Dengan dominasi ekologis tersebut, wajarlah bila semut dapat ditemukan dimana-mana. Dari gedung tinggi hingga hutan lebat, dari pesisir pantai hingga daerah subalpin. Semut juga ada di dalam tanah hingga pohon tinggi, di padang gurun hingga padang tandus. Bahkan, saat ini Anda kemungkinan besar tidak jauh dari pekerja semut yang sedang menjelajah disekitar Anda.
       Dominasi semut juga tercermin dalam jumlah biomasa serangga. Dalam komposisi biomassa serangga di dunia, setidaknya sepertiganya terdiri atas semut. Jumlah tersebut cukup besar mengingat jumlah total spesies semut kurang dari 2% jumlah total spesies serangga. Jumlah spesies semut di dunia diperkirakan sekitar 20.000, dan 12.000 di antaranya telah diketahui oleh sains. Di Indonesia sendiri ada sekitar 1.500 spesies yang telah dideskripsikan, namun diperkirakan ada sekitar 500 spesies lagi yang belum ditemukan. Identifikasi spesies semut di Indonesia tergolong sulit karena masih sedikitnya penelitian taksonomi semut di sini. Meskipun demikian, tidak perlu penelitian yang rumit untuk mengetahui berapa spesies semut yang berkeliaran di sekitar rumah kita. Bila dilakukan pengamatan sederhana, dapat diketahui sedikitnya 3 spesies semut berkeliaran di rumah. Beberapa spesies yang berbeda lagi dapat ditemukan di halaman rumah. Bila Anda mengamati komunitas semut di sekitar Anda, jangan heran jika Anda menemukan beraneka spesies hidup dalam area yang relatif sempit. Sebagian besar semut berukuran kecil, yaitu dengan panjang kurang dari 5 mm. Dengan tubuh kecil ini, sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup relatif kecil pula. Dengan demikian lebih banyak populasi semut dapat bertahan hidup dalam daerah sempit dibandingkan dengan hewan-hewan yang berukuran lebih besar.

     Apalagi, koloni semut memiliki sistem pembagian tugas di armada pekerjanya. Dalam sistem ini, setiap anggota koloni semut menjalankan pekerjaan-pekerjaan tertentu sesuai dengan kebutuhan koloni saat itu. Pekerjaan-pekerjaan koloni tersebut adalah mencari makan, membangun sarang, menjaga dari musuh, merawat anakan, menghasilkan telur, atau melakukan reproduksi. Dengan pembagian tugas ini, pekerjaan koloni dilakukan secara efektif dan efisien sehingga meningkatkan ketahanan serta kelangsungan hidup koloni.
 Koloni Semut kayu:               Koloni semut merah:                  Koloni Semut hitam:
  









Spesies-spesies semut yang hidup berdampingan tersebut memiliki relung ekologis yang berbeda-beda. Perbedaan relung ini mengurangi kompetisi antara koloni semut yang dapat menekan populasi. Sebagai contoh, satu spesies semut memilih untuk mencari partikel makanan berukuran kecil, spesies lain memilih partikel makanan yang besar. Ada semut yang memilih bersarang di tanah, ada yang di celah-celah kayu, ada pula yang di antara dedaunan pohon. Ada semut yang aktif di malam hari, ada pula yang aktif siang hari. Dengan adanya perbedaan strategi hidup ini, spesies-spesies semut dapat berbagi sumber daya lingkungannya. Semut menjejakkan kaki-kaki kecilnya di bumi sejak 90 juta tahun yang lalu, mendahului manusia yang baru muncul sekitar 250.000 tahun lalu. Meskipun demikian, hanya sejak 10 juta tahun lalu jumlah spesies dan populasi semut berkembang dan mencapai kelimpahan seperti saat ini. Dalam sejarah hidupnya yang panjang, spesies-spesies semut berevolusi mengembangkan adaptasi yang kompleks dan menarik dalam hal morfologi, fisiologi, serta perilaku sosial. Contohnya adalah munculnya semut yang bertani, semut peternak, semut parasit sosial, semut penganyam sutra, semut terbang, semut raksasa, bahkan ada semut yang dapat meledakkan dirinya. Dengan kompleksitas hidup yang demikian, tidak heran jika semut dianggap sebagai titik puncak evolusi serangga, sama seperti manusia adalah puncak evolusi vertebrata.